Cuaca Panas, Banyak Gunung Api Meletus ?

Akhir-akhir ini, dunia sedang dilanda cuaca extrim suhu panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Belakangan ini diwaktu yang sama, beberapa gunung api di Indonesia sedang mengalami erupsi. Apakah semua berpengaruh ?

Pernyataan ini dijawab langsung oleh Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung, Dr. Eng. Ir. Mirzam Abdurrachman, ST, MT, saat live ‘Eureka! Raungan Gunung Ruang’.

“Yang saya amati tidak melihat ini terkait langsung, melainkan penyebabnya perubahan iklim saja. Namun silahkan di konfirmasikan, apakah kenaikan suhu ini juga berkorelasi dengan penambahan karbon dioksia (CO2),”tutur Mirzam.

“Peningkatan CO2. Jika memang berpengaruh dengan peningkatan CO2, CO2-nya harus dipastikan dari letusan gunugn berapi,”tambahnya.

Menurut Mirzam, informasi ini benar untuk ditanyakan, karena kalau diteliti dari sejarah Bumi belakangan, ada peristiwa Kepunahan Massal Ketiga.

“Penyebabnya karena apa? karena pelepasan CO2 sangat tinggi sebab letusan gunung berapi yang tidak berhenti selama 1 juta tahun,” imbuhnya.

Mirzam mengatakan, bahwa luas gunung api yang meletus sama dengan empat kali luas daratan Korea. Bagaimana jika gunung api seluas itu meletus secara bersamaan selama 1 juta tahun dan mengeluarkan CO2 dalam jumlah yang sangat jadi menyebabkan pemanasa global dan berakibat pada periode Kepunahan Massal Ketiga.

“Lalu kalau sekarang, harus dipastikan apakah CO2 ini karena erupsi gunung berapi, atau penggunaan bahan bakar fosil, atau aktiviras lainnya,” tutur Mirzam.

PENYEBAB CUACA PANAS PENELITIAN BMKG

Diwaktu yang berbeda, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memberikan informasi bahwa fenomena suhu panas di Indonesia belakangan terakhir ini berkaitan dengan posisi Matahari.

“Hal tersebut dikarenakan posisi semu Matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan berakibat suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup panas saat siang hari,” tutur Deputi Bidang Meteorologi Guswanto yang dikutip dari situs resmi BMKG.

Dia mengatakan fenomena ini tidak berkaitan dengan heat wave atau gelombang panas karena memiliki karakteristik yang tidak sama.

Cuaca panas bisa membuat hari terasa sangat panas dan tidak nyaman. Penting untuk tetap terhidrasi dengan baik dan menghindari terlalu lama terpapar langsung sinar matahari, terutama di jam-jam terpanas. Menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan ringan juga bisa membantu menjaga kesejukan tubuh. Jika memungkinkan, mencari tempat teduh atau menggunakan perlindungan matahari seperti payung atau topi juga penting untuk mengurangi risiko terkena panas berlebih.